Bagaimana jika
Aku lelah, mungkin aku harus kembali
mengingat dari awal mengapa keadaan menjadi seperti ini, dari awal kita
bertemu, aku langsung tahu bahwa dia diciptakan untukku. Bahkan dia menyukai
lagu yang sama denganku, mungkin konyol kedengarannya, tapi aku merasakan……. Cinta.
Belum pernah aku merasa seperti ini,
perasaan gugup, takut dan bahagia bercampur menjadi satu. Teringat kembali saat
itu, saat aku Ingin melangkah ketahap selanjutnya. Memilikinya. Ini awal untuk
perjalanan cinta kita, sungguh bahagia bercanda dan tertawa bersamanya, jika
kalian bertanya apa yang aku sukai darinya aku menyukai matanya, aku menyukai
ketika tangannya membelaiku dengan lembut. Aku menyukai senyumnya, aku menyukai
tatapan hangatnya ketika melihatku, seolah mengatakan bahwa ia milikku.
Aku menyukai segalanya tentang dia, aku
mencintainya. Aku tahu itu hanya sebuah syal, namun aku tahu dia berjuang untuk
membuatnya, karena dia tidak pernah menyentuh jarum sebelumnya. Dari situ
akupun tahu bahwa dia mencintaiku. Aku juga ingin memberikan sesuatu untuknya,
sesuatu yang berarti baginya, kebersamaan dihari special baginya ingin kubuat
kenangan yang tak terlupakan tentang kita, hingga suatu saat nanti masih ada yang
tertinggal untuk diingat.
Setiap pasangan memiliki tempat favoritnya
bukan? Tempat dimana banyak hal terjadi, kenangan-kenangan indah terjadi. Ya,
ini tempat favoritku, ketika Ia berkata kepadaku hanya aku yang dia inginkan di
dalam hidupnya. Semua terasa indah bagakan mimpi.
Aku
bahagia, tapi mimpi tidak berlaku selamanya bukan? Aku takut saat itu tiba,
ketika mimpi harus berhadapan dengan realita. Ini realita yang aku hadapi, dia
dan aku tidak lagi sejalan, ketika cinta harus dipisahkan oleh ego
masing-masing, siapa yang salah dan benar sudah tidak ada bedanya, hanya siapa
yang menang dan kalah. Hanya satu hal yang aku inginkan sekarang, senyumnya
kembali, namun yang aku lihat hanyalah air mata, wajahnya yang memerah sungguh
menyayat hatiku.
Jangan menangis, itu yang ingin aku
ucapkan, namun aku lelah. Cinta yang dulu ada mungkin telah menjemu, apakah ini
wajar terjadi? Masihkah aku mencintainya? Semua terulang kembali apakah ini
hanya mimpi? Jika ini mimpi bagaimana jika aku ulang semua dari awal, dan
memilih untuk tidak bersamanya? Bagaimana jika aku tak memilihnya, akankah Ia
tetap memilihku? Bagaimana jika aku tak mendekatinya, akankah kita tetap
bersama?
Seharusnya hari ini, hari dimana aku
menyatakan perasaanku padanya. Bagaimana jika ku buat dia menunggu, akankah Ia
menungguku? Bagaimana jika kita menjalani semuanya sendiri, bahagiakan dia
tanpaku? Ini tidak seperti yang aku bayangkan, bukan keadaan seperti ini yang
aku inginkan, Aku benci keadan seperti ini.
Andai aku tahu aku akan tersakiti jika
bersamanya, akankah aku akan tetap memilih untuk tetap bersamanya? Aku merasa
kosong tanpanya. Bukankah cinta adalah kuatku untuk bertahan, bahwa aku tak
dapat menyerah begitu saja, bahwa dia telah menjadi bagia dari hidupku. Maafkan
aku, karena aku tak tahu bagaimana mencintaimu. Kini aku tahu bagaimana rasanya
hidup tanpa dirinya, aku merindukannya, keberadaannya. Aku merindukan dia.