This is it..
Bukankah
seharusnya semua berjalan begini, kebahagian ada di ujung genggaman, meuntup
mata atas semua kegelisahan, berharap semua sesak berakhir. Pertanyaan-pertanyaan
belum terjawab, memenuhi ruang hati yang sesak dalam kehampaan. Apakah semua
ini akan berakhir? Melihat dia bahagia, memelukku begitu erat, seolah aku akan
menghilang dari pandangannya.
Dia
yang aku genggam berharap dapat tertawa secerianya, memandangnya seperti aku
melihat sebelumnya? Ketulusan ini tak memiliki pamrih, sungguh, namun aku hanya
mencari arti dari semua ini. Bilapun aku melepasnya akankah aku baik-baik saja?
Bukan aku ingin berpisah, hanya aku ingin menemukan diriku lagi, ingin berdamai
dengan diriku lagi, ingin tertawa dengan diriku lagi. Aku ingin memiliki diriku
sendiri.
Waktu
berjalan begitu cepat meninggalkan semua rasa sakit itu, rasa sakit yang
berubah pudar menjadi kenangan yang kadang aku tertawakan. Kedewasaan yang aku miliki
dengan penuh penerimaan. Cinta ini kubangun dengannya dengan penuh pengabdian. Rasanya
janggal kalau aku hanya terdiam dan menerima, yah inilah dicintai. Bukan kali
pertama aku mendapatkannya, namun setiap hal membutuhkan pengorbanan, dan aku
mengorbankan kamu duniaku, dunia yang hanya ada dalam mimpiku dalam pikiranku. Dunia
itu berisi rekaman senyum, rekaman peluk, rekaman perpisahan yang penuh air
mata menyakitkan, rekaman kerinduan yang nyaman.
Aku
telah memiliki apa yang aku butuhkan dan aku takkan bermain api, aku adalah
waktu yang berputar dalam detik jam,
tik-tok tik-tok tik-tok kulewati dengan normal setiap hari tanpa tergesa, tanpa
detak penasaran, tanpa kemungkinan atas kehilang dan rasa sakit. Aku hanyalah
sebuah kenormalan.
Dan
aku rindu menemukan detak jantungku lagi, rindu menemukan tarikan nafasku lagi,
aku berusaha menemukannya dari tangan kekasih yang aku genggam. Aku tak ingin
menyakiti siapapun, aku tak ingin merasakan sakit lagi. Mungkin aku hanya
merindukan rumah yang telah hancur, aku hanya merindukan dunia yang hilang, dan
kini aku membangun rumah baruku dengan penuh pengabdian.
Aku
menyerahkan diriku sepenuhnya, padanya yang telah sepenuh hati mengorbankan
semua miliknya untukku, aku hanya perlu menjaganya, menjaga kami berdua saling
tetap bergenggaman hingga waktu berjalan terus bersama mewujudkan apa yang kami
inginkan. Sebuah rumah dalam hati kami dalam dunia kami. Aku berharap dialah
akhir dari pencarianku dan merupakan awal dari perjalan baruku menuju akhir
yang saling merenta tetap dalam genggaman tangannya..