Sabtu, 15 Februari 2014

Surat Untuk Nay II



Surat Untuk Nay II

Apa kabar Nay?
Lama sekali aku tidak melihatmu di mimpi-mimpiku, aku yakin kamu sudah tenang dan baik-baik saja di sana, Semoga. Maaf sudah lama sejak surat pertamaku, aku tak menulis lagi surat untukmu. Aku disini sekarang dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, ini yang kamu inginkan dariku sekarang terwujud, aku sekarang baik-baik saja dan bahagia tentunya. Akhirnya Nay setelah sekian lama kegelisahanku akan rasa sakit itu berhasil aku sembuhkan, aku memenuhi janjiku padamu.

Perasaanku pada Ninna telah berhasil aku redam, mungkin memang belum sepenuhnya hilang, kamu tahukan betapa sulitnya menghilangkan perasaan cinta yang terlampau bercokol dihati, namun setidaknya saat ini luka itu berhasil aku sembuhkan. Tak ada lagi dendam dan kebencianku pada keadaan dan masa lalu tentangnya, tak ada lagi sebak, sakit, ataupun perasaan mual dan tak nyaman itu, perasaanku kini sepenuhnya lega. Aku berhasil merelakannya. Akhirnya Nay, Akhirnya :) 

Kamu tentu tahu Nay, saat ini aku sedang dalam masa-masa membahagiakan didalam kehidupan baruku, kamu juga pasti tahu apa penyebabnya, kamu yang paling tahu karena kamu menyaksikan aku disini, sedang dalam keadaan tersenyum dengan penuh ketulusan. Iya Nay, kamu benar... Aku menemukan Dia, yang mampu membuat aku tertawa lepas, menjadi diriku sendiri tanpa rasa malu ataupun takut. Akan aku kenalkan “dia” padamu secara langsung suatu saat nanti, semoga dia tidak cemburu jika aku membawanya kepusaramu jika waktunya sudah tepat.
Dia bernama Achi, aku mengenalnya dari mantan pacarku yang juga merupakan teman dekatnya, agak sedikit rumit  memang namun ketahuilah Nay, kali ini aku tidak menjalin hubungan dengan orang yang salah, dan juga tidak berada dalam keadaan yang salah. Aku dan mantanku itu tidak ada dendam sama sekali kami berteman baik. Hari-hariku selama satu bulan ini dipenuhi dengan tawa bahagia, kadang juga kesal karena ulahnya yang membuat aku jengkel namun semakin dia membuatku kesal semakin aku menyayanginya dan tidak ingin kehilangan dia. Achi bukanlah senja, dia mungkin tidak seindah senja namun karena dia senja ada, dia adalah penyebab senja mampu hadir disetiap detik dalam belahan bumi manapun, sekaligus menjadi sebab kenapa matahari terbit dengan harapan yang baru, karena dia adalah Matahari. Dia adalah matahariku, matahari pribadiku. Kadang dia juga mampu menjadi langit yang menurunkan hujan saat terik menerpa dan mampu memberi hangat saat dingin memeluk rapat.
Dia tidak sedewasa kamu, diapun tak secantik Ninna, namun dia hangat Nay, dia mampu membara dan membuat jantungku berdebar berpacu tanpa kendali namun tidak sedikitpun membuat aku merasakan sakit, dia adalah Dopamine ku. Dia juga mampu menyejukkan dan meredakan segala ledakan amarah didalam jiwaku, dia menyembuhkan luka dan perlahan menghapus jejak-jejak luka. Dia membuat aku bernafas lagi, dia membuat aku mampu menciptakan rasa baru dalam hidupku dia membuat aku merasa berharga seperti kamu dulu yang membuat aku merasa dibutuhkan, diinginkan, seperti aku begitu membutuhkannya dan mengiinkan dia ada selamanya dihidupku.
Aku berharap dia adalah pencarianku yang terkahir, aku berharap tak akan ada lagi luka yang terulang, karena aku tak mau lagi mengulang rasa sakit, dan menyembuhkannya lagi, kamu tentu tahu proses untuk menyembuhkan luka tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Begitu bodohnya manusia yang berfikir bahwa luka dapat sembuh begitu saja, bahwa melupakan itu adalah satu hal yang tidak membutuhkan waktu, manusia yang seperti itu mungkin manusia yang sudah tidak memiliki rasa.
Nay, tak pernah lepas doaku untukmu disela-sela sujudku pada Tuhan. Aku merindukanmu, sangat. Aku selalu berharap dan berharap kamu berada ditempat terbaik di sana, kamu adalah pelindung jiwaku yang dengan tulus memelukku dalam perih, tak peduli seberapa besar penolakanku akan perasaanmu, kamu tetap mencintaiku dengan tulus, aku mampu merasakannya Nay, meski perasaanku tak mampu membalasnya. Kamu seperti sahabat terbaik yang aku miliki, meski kini yang terlihat hanya pusaramu yang basah oleh gerimis disore mendung. Namun senyummu yang cemerlang itu tak mampu terlupa, tercetak sempurna disenyuman bocah mungil itu, dia kini sudah bisa tersenyum Nay, bocah cantik itu memiliki mata yang sama seperti matamu tercetak sempurna diwajahnya. Aku bersyukur masih bisa melihat bocah itu, kenangan terakhir darimu untuk ayahnya dan utukku, aku masih tidak habis pikir dengan kegilaanmu menyelipkan mamaku didalam namanya. Aku merasa benar-benar berharga. Terimakasih Nay, untuk segalanya.
Untuk doa-doamu tentang kebahagiaanku, kamu selalu bilang “kamu memang telah menemukan cinta pertamamu, namun aku yakin kamu akan menemukan cinta terakhirmu, orang yang benar-benar tepat untukmu yang mampu membuat kamu merasa berarti yang tidak akan pernah tega melukaimu, karena dia adalah ketulusan yang dibuat khusus untukmu” kata-kata ini sekarang terngiang terus, semoga kali ini aku bersama orang yang ketulusannya hanya diperuntukkan untukku yang tidak akan tega melukaiku, karena dia mencintaiku dengan tulus. Karena dia orang yang tepat :)
 Sekali lagi terimakasih Nay... Untuk segalanya... Untuk semua waktu dan kenangan yang kita punya... :')


Happy Valentine's Day.. I miss You, Bunda... 

Kiki Diandra



Tidak ada komentar:

Posting Komentar