Cinta..
Rasa seperti apa yang ingin kamu tau?
Entah berapa ribu kali lagi aku harus menjelaskannya padamu?
Cinta yang sesusngguhnya bukannya kamu
tidak mengerti, melainkan kamu meragukannya. Aku dapat mengerti dan memahami
dengan situasi saat ini, jika kamu memang sangat meragukan aku, meragukan
cintaku, meragukan sayangku, meragukan keyakinanku, dan meragukan keraguanku.
Sesungguhnya Cinta, yang kamu ragukan bukan hanya diriku,
yang kamu risaukan bukan hanya rasaku, tapi dirimu sendiri. Rasa baru yang
muncul, yang baru pertama kali kamu merasakannya, disituasi yang sangat tidak
memungkinkan adalah hal paling meragukan didunia. Tapi dalam semua keraguan yang
melingkupi kita, bukankah kita tidak boleh menyerah? Mengalah, menyerahkan
kebahagiaan yang aku dan kamu rasakan saat ini hanya pada sebuah keraguan?
Berkali-kali aku menjelaskan kepadamu, dan berkali-kali kamu
juga bertanya, yang membuat aku bisa merasakan keraguanmu padaku,
ketidaknyakinanmu kepadaku dan ketakutanmu akan kenyataan yang dibuat takdir. Aku
berani menyatakan bahwa takdir adalah hal yang terjadi akibat perbuatan kita
sendiri, takdir bersifat sebab-akibat. Kita dikenalkan oleh takdir, Ya tentu
saja, tapi apakah takdir yang menentukan kita harus bagaimana? Tidak! Kita yang
menetukan arah takdir , takdir hanya mengikuti apa yang kita pilih.
Dan kemudian hati memilih..
Aku tidak peduli apakah benar hatimu memilihku atau tidak,
apakah semua kata yang kau ucapkan padaku benar atau tidak, semua ucapan
cintamu yang begitu menggebu padaku tulus atau tidak. Aku bahkan tidak peduli
jika hal itu benar, bahwa semuanya hanya sebuah bentuk pelarianmu, terhadap
kekecewaanmu terhadap cinta. Aku ingin bersamamu dimasa depan, aku ingin
membangun sebuah kata bahagia denganmu, meski aku menyadari kamu selalu
berusaha meruntuhkan apa yang aku impikan. Biarkan saja Rasa ini mengalir
sayang, biarkan saja semuanya berjalan sesuai dengan yang takdir perlihatkan,
bahkan ketika akhirnya aku harus merasakan sakit.
Mungkin kamu tidak pernah mengerti dengan semua yang aku
rasakan, semua jawaban yang kuberikan padamu tidak pernah bisa menuntaskan
semua dahaga “Tanda Tanya” mu. Tapi satu hal sayang, jangan pernah menanggapi
semua pernyataan cintaku dengan sinis, jika kamu ragu padaku aku paham, aku
bisa mengerti, tapi aku mohon jangan pernah menanamkan sedikitpun keraguan
padaku, terkecuali jika kamu memang menginginkan aku pergi.
Kamu pernah membayangkan, jika suatu saat nanti aku pergi,
seolah-olah suatu saat nanti kamu memang harus melepasku. Seolah-olah kamu
menunggu hari itu, kamu memnunggu waktumu untuk melepasku. Kamu dengan seribu
kesiapanmu melepasku, sementara aku mencoba
berfikir untuk pergi saja tidak,
bukannya tidak mungkin dan bukannya aku tidak membayangkannya. Aku hanya
terlalu takut kalau pikiran-pikiran itu menjadi kenyataan. Sementar kenyataan
berada tepat ditelapak tangan kita, kita bisa menggenggamnya dan membuatnya
seperti yang kita inginkan tapi kita tak pernah menyadari hal itu. Kamu terlalu
takut bahwa semuanya hanya permainan takdir sementara aku berusaha mewujudkan
keinginanku dengan seribu keraguan yang kamu berikan.
Aku harus bagaimana????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar