Sejauh mana kamu pernah
merasakan sakit?
Seberapa sakit kamu pernah
merasakannya?
Pernahkah kamu merasakan sakit
yang saat merasakannya, kamu menginginkan kematian seketika? Pernahkah kamu
merasakan itu?
Jantungmu nada kehidupan yang
berdetak dengan kuat, menghentak dan meronta hendak melompat, pernah
merasakan detak jantung yang seperti itu? Jika pernah.. Selamat kawan, kamu
sedang jatuh cinta.
Jatuh cinta..
Defisimu yang seperti apa dan
bagaimana? Apa kamu merasa bahagia hanya dengan melihat senyum, apa dengan
melihat gerak tubuh, apa dengan melihat caranya memandang dan tertawa, atau
dengan hanya melihat dia terdiam saja kamupun bisa jatuh cinta?
Jika begitu, jika jatuh cintamu
adalah seperti yang aku sebutkan tadi, jatuh cintamu adalah jatuh cinta yang
sangat umum dialami oleh setiap manusia dimuka bumi ini.
Jatuh Cintaku...
Dulu jatuh cintaku adalah jatuh
cinta yang sama, sepeti pada umumnya, jatuh cinta yang aku sebutkan tadi. Aku pikir
dengan merasa seperti itu dulu aku sudah benar-benar jatuh cinta. satu hal,
yang perlu kamu tahu tentang Jatuh Cintaku, hanyalah satu hal bernama “Keajaiban”. Bagaimana keajaiban itu mendobarak pintu
hatiku, bagaimana keajaiban itu membangunkan aku dari tidur panjang kesakitan
masalalu. Bagai mana keajaiban itu menyadarkanku bahwa cintaku yang dulu
bukanlah benar-benar cinta.
Jatuh cintaku..
Yang sekarang, tanpa memandang,
tanpa melihat, tanpa menyentuh, tanpa bertatap muka. Suara, hanya suara,
deretan huruf mesra dan hamparan rasaku dari dalam hati yang meluas, melebar,
menggelembung besar menjadi
ledakan-ledakan yang memuncah, menyenangkan, membuat jantungku melopat,
berdetak dengan kuat, membuat aku tak bisa berhenti tersenyum, gembira hanya
karena sebuah suara.
Suaranya.. membuat aku tak mampu
terlelap jika tak mendengarnya sebelum tidur, suaranya.. membuat aku merasakan
ketenangan luar biasa, membuatku menginginkannya lagi, lagi lagi dan lagi. Seperti
candu yang membuat aku terhanyut dalam keindahan tak terlukiskan, tak
tertuliskan. Tulisannya, dalam setiap pesan, dalam setiap komunikasi, dalam
setiap tegur sapa, dan sebuatan sayang, membuat aku merasa hidup kembali, terus
hidup dan tetap hidup.
Setelah aku memberitahukan hal
ini padamu, apakah kamu bisa benar-benar mengetahui dan mengerti bagaimana
cintaku? Jika mengerti kamu mungkin pernah mengalami, jika tidak, kamu mungkin
tidak seberuntung aku.
Lalu mungkin kini timbul
pertanyaan, kenapa diawal tulisanku aku menuliskan tentang rasa sakit?
Kenapa aku mempertanyakan rasa
sakit, kenapa aku mempertanyakan kematian?
Tenang saja kawan aku akan
menjelaskannya.
Sakitku..
Kali ini adalah bagian dari rasa
bahagia tak tergambarkan yang aku tuliskan tadi, sakitku, adalah buah dari
kebahagiaan memuncah, onak duri dari rasa cintaku yang terlalu besar tak
terukur, pada satu makhluk indah bernama “DIA”. Suaranya yang manja dan ceria,
tertawanya yang mengagumkan, parasnya yang elok tak terbantahkan membuat aku
rela merasakan tersakiti, disakiti, sakit yang merasa ingin mati. Ketika cinta
itu kurasakan bertubi-tubi, sakit itu mengikuti dan menghampiri dengan
bertubi-tubi dan tanpa ampun. Menghantamku
yang terus berusaha kuat berdiri, bertahan dalam hantaman ribuan mata pisau
tajam menusuk, menghentikan laju darahku, membuat aku terengah-engah, lupa
bagai mana caranya bernafas.
Sakitku tidak begitu rumit,
namun ditempatkan dalam situasi yang rumit, menyesakkan, memuakkan,
menyakitkan, menyiksa. Sakitku
mempunyai dua nama “Di Tinggalkan” dan “Di paksa meninggalkan” .
Pernahkah kamu berada dalam situasi
serumit itu..? saat kamu memiliki perasaan terindah, rasa terkuat dan terdalam
yang pernah kamu rasakan, saat itu juga kamu didera rasa sakit yang tersakit
didalam hidupmu, yaitu “dipaksa” untuk meninggalkan orang yang paling kamu
cintai didunia, yang untuknya kamu rela melakukan apapun, bahkan ketia “Dia”
memintamu membunuh dirimu sendiri. Sesakit
apapun kamu merasakan kesakitanmu, seberapa banyakpun kamu dihunus pedang dan
ditikam belati, sanggupkah kamu mengatakan “Tidak” ?
Ketika cinta adalah kebahagiaan
bagi orang yang kamu cintai, kamu dharmakan. Ketika cinta adalah orang yang
mampu membahagiakanmu dalam hitungan detik, dan membuatmu rela berkorban
apapun. Kamu akan mengerti tentang cinta itu sendiri. Cinta yang demi dirinya
kamu rela sakit, demi dirinya kamu rela bodoh, demi dirinya kamu tidak sanggup
marah.
Ketika cinta itu benar-benar
terjadi didalam hidupmu, meski dengan seluruh rasa bahagia dan sakitnya, saat
itulah kamu akan bisa mengerti bagaimana cintaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar