Rabu, 04 September 2013

"Keajaiban"



Sejauh mana kamu pernah merasakan sakit?
Seberapa sakit kamu pernah merasakannya?
Pernahkah kamu merasakan sakit yang saat merasakannya, kamu menginginkan kematian seketika? Pernahkah kamu merasakan itu?
Jantungmu nada kehidupan yang berdetak dengan kuat, menghentak dan  meronta hendak melompat, pernah merasakan detak jantung yang seperti itu? Jika pernah.. Selamat kawan, kamu sedang jatuh cinta.  
Jatuh cinta..
Defisimu yang seperti apa dan bagaimana? Apa kamu merasa bahagia hanya dengan melihat senyum, apa dengan melihat gerak tubuh, apa dengan melihat caranya memandang dan tertawa, atau dengan hanya melihat dia terdiam saja kamupun bisa jatuh cinta?
Jika begitu, jika jatuh cintamu adalah seperti yang aku sebutkan tadi, jatuh cintamu adalah jatuh cinta yang sangat umum dialami oleh setiap manusia dimuka bumi ini.
Jatuh Cintaku...
Dulu jatuh cintaku adalah jatuh cinta yang sama, sepeti pada umumnya, jatuh cinta yang aku sebutkan tadi. Aku pikir dengan merasa seperti itu dulu aku sudah benar-benar jatuh cinta. satu hal, yang perlu kamu tahu tentang Jatuh Cintaku,  hanyalah satu hal bernama “Keajaiban”.  Bagaimana keajaiban itu mendobarak pintu hatiku, bagaimana keajaiban itu membangunkan aku dari tidur panjang kesakitan masalalu. Bagai mana keajaiban itu menyadarkanku bahwa cintaku yang dulu bukanlah benar-benar cinta.
Jatuh cintaku..
Yang sekarang, tanpa memandang, tanpa melihat, tanpa menyentuh, tanpa bertatap muka. Suara, hanya suara, deretan huruf mesra dan hamparan rasaku dari dalam hati yang meluas, melebar, menggelembung besar menjadi  ledakan-ledakan yang memuncah, menyenangkan, membuat jantungku melopat, berdetak dengan kuat, membuat aku tak bisa berhenti tersenyum, gembira hanya karena sebuah suara.
Suaranya.. membuat aku tak mampu terlelap jika tak mendengarnya sebelum tidur, suaranya.. membuat aku merasakan ketenangan luar biasa, membuatku menginginkannya lagi, lagi lagi dan lagi. Seperti candu yang membuat aku terhanyut dalam keindahan tak terlukiskan, tak tertuliskan. Tulisannya, dalam setiap pesan, dalam setiap komunikasi, dalam setiap tegur sapa, dan sebuatan sayang, membuat aku merasa hidup kembali, terus hidup dan tetap hidup.
Setelah aku memberitahukan hal ini padamu, apakah kamu bisa benar-benar mengetahui dan mengerti bagaimana cintaku? Jika mengerti kamu mungkin pernah mengalami, jika tidak, kamu mungkin tidak seberuntung aku. 
Lalu mungkin kini timbul pertanyaan, kenapa diawal tulisanku aku menuliskan tentang rasa sakit?
Kenapa aku mempertanyakan rasa sakit, kenapa aku mempertanyakan kematian?
Tenang saja kawan aku akan menjelaskannya.
Sakitku..
Kali ini adalah bagian dari rasa bahagia tak tergambarkan yang aku tuliskan tadi, sakitku, adalah buah dari kebahagiaan memuncah, onak duri dari rasa cintaku yang terlalu besar tak terukur, pada satu makhluk indah bernama “DIA”. Suaranya yang manja dan ceria, tertawanya yang mengagumkan, parasnya yang elok tak terbantahkan membuat aku rela merasakan tersakiti, disakiti, sakit yang merasa ingin mati. Ketika cinta itu kurasakan bertubi-tubi, sakit itu mengikuti dan menghampiri dengan bertubi-tubi dan tanpa ampun.  Menghantamku yang terus berusaha kuat berdiri, bertahan dalam hantaman ribuan mata pisau tajam menusuk, menghentikan laju darahku, membuat aku terengah-engah, lupa bagai mana caranya bernafas.  
Sakitku tidak begitu rumit, namun ditempatkan dalam situasi yang rumit, menyesakkan, memuakkan, menyakitkan, menyiksa.  Sakitku mempunyai  dua nama “Di Tinggalkan”  dan “Di paksa meninggalkan” .
Pernahkah kamu berada dalam situasi serumit itu..? saat kamu memiliki perasaan terindah, rasa terkuat dan terdalam yang pernah kamu rasakan, saat itu juga kamu didera rasa sakit yang tersakit didalam hidupmu, yaitu “dipaksa” untuk meninggalkan orang yang paling kamu cintai didunia, yang untuknya kamu rela melakukan apapun, bahkan ketia “Dia” memintamu membunuh dirimu sendiri.  Sesakit apapun kamu merasakan kesakitanmu, seberapa banyakpun kamu dihunus pedang dan ditikam belati, sanggupkah kamu mengatakan “Tidak” ?
Ketika cinta adalah kebahagiaan bagi orang yang kamu cintai, kamu dharmakan. Ketika cinta adalah orang yang mampu membahagiakanmu dalam hitungan detik, dan membuatmu rela berkorban apapun. Kamu akan mengerti tentang cinta itu sendiri. Cinta yang demi dirinya kamu rela sakit, demi dirinya kamu rela bodoh, demi dirinya kamu tidak sanggup marah.
Ketika cinta itu benar-benar terjadi didalam hidupmu, meski dengan seluruh rasa bahagia dan sakitnya, saat itulah kamu akan bisa mengerti bagaimana cintaku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar