Nayla...
Berjuta rangkaian kata adalah ungkapan hati melalui celah bibirnya.
Senyuman yang menarik angan, menghimpit logika, memecah kebisingan jiwa.
Mata itu tajam menatap menjerat dalam sayu yang membisu, berbicara melalui tatapan rindu..
Nayla...
Dalam gelak tawa bersamanya, seakan hari takkan pernah berakhir..
Peluknya nyaman dan hangat, erat menenangkan, meredakan ledakan amarah yang begitu berkecamuk menguasai seluruh raga.
Dalam dekapannya kamu takkan pernah merasa bosan, dalam belaiannya kamu takkan pernah bisa berpaling, dalam kecupannya kamu takkan pernah rela berhenti.
Nayla..
Mata air jernih dengan rasa manis surgawi,
meredakan dahaga dalam gelak kesakitan dipenuhi air mata.
Keharuman suci menguar dari kulitnya yang putih bersih.
Keindahan seluruh warna pelangi bersinar indah dimatanya..
Pernahkah mata ini berasa bosan menatapnya?
Pernahkan kepala ini berhenti berfikir tentangnya?
Pernahkan jiwa ini tak membutuhkannya?
Dalam tahun- tahun yang begitu menggembirakan,
Dalam tahun-tahun yang dipenuhi isak tangis dan rasa sakit.
Pernahkah dia meninggalkan aku, yang diterjang badai cinta yang baru yang begitu menyakitkan?
Pernahkah dia tidak berada disampingku, ketika aku menangis , meraung kesakitan?
Bahkan Dia membalut semua lukaku, berusaha untuk bisa mengobatinya, meski luka itu tak pernah bisa sembuh. Namun berkat Dia, luka itu terasa tidak terlalu menyakitkan.
Ketulusannya dalam memelukku mengajarkan aku tentang mencintai..
Kesabarannya dalam menenangkan amarahku mengajarkan aku bagaimana menghargai..
Kedewasaannya dalam membimbingku, mengajarkan aku bagaimana bersikap..
Kesetiaannya mendampingiku sampai akhir hayatnya mengajakan aku bagaimana mencintai dengan tulus dan sepenuh hati..
Nayla...
Rasanya baru kemarin aku memelukmu dengan bergitu erat,
Rasanya baru kemarin aku mengantarmu pulang dan tersenyum padamu dibalik pintu gerbang rumahmu..
Rasanya baru kemarin kamu mencium puncak kepalaku..
Rasanya baru kemarin kamu mengatakan bahwa
hanya aku satu-satunya orang yang paling kamu inginkan didunia..
Dan rasanyapun baru kemarin aku menyaksikan kamu pergi meninggalkan aku..
Kamu yang terbaring lemah tak berdaya terbungkus kain putih, yang harus aku relakan..
Kamu selalu ada disetiap aku merindukanmu,
dalam mimpi-mimpiku yang begitu aku beri arti dan aku nantikan...
Rindu membawamu padaku dalam wujud kenangan..
Aku selalu merasa kamu tetap berada disampingku, dan tak penah meninggalkan aku sendirian..
Aku selalu bisa mencium aroma tubuhmu yang masih tetap tertinggal diudara..
memenuhi seluruh rongga nafasku..
Aku bedoa untukmu dalam taburan bunga yang kusebar dipembaringan terakhirmu...
Maafkan aku Nay, bila hatimu merasa sangat terkoyak bila ada yang menyebut namamu...
Kamu mungkin sangat tahu...
Aku belum sepenuhnya bisa merelakan kamu benar-benar pergi dari hidupku..
Percayalah Nay, aku akan baik-baik saja apapun yang terjadi...
Seperti yang pernah kamu bilang padaku bahwa aku lebih kuat dari apa yang bisa aku lihat dari diriku sendiri..
Aku merindukan kamu Nay... Andai saja waktu bisa berputar kembali....
By : Kiki Diandra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar