Entah apa yang sedang terjadi pada
diriku, dipagi yang sebuta ini aku terbangun dan mendapati diriku dalam keadaan
yang menyakitkan. Aspirin yang aku telan semalam mungkin sudah tidak
meninggalkan efek berarti lagi ditubuhku, hingga aku terbangun sepagi ini. Efek
aspirin terbukti bisa membuatku tertidur, setelah beberapa malam aku kesulitan
memejamkan mata, akibatnya emosiku jadi tak terkendali, meledak-ledak seperti
orang gila. Namun efek buruk lainnya dari aspirin juga membuatku makin
tersiksa, aku terbangun dalam keadaan kepala sangat pening, ditambah dengan
dada yang sesak. Entah cara apa lagi yang harus kulakukan untuk sekedar agar bisa
tertidur.
Pagi-siang-sore-malam, pikiranku tak
pernah bisa aku kendalikan pikiran-pikiran itu tak pernah luput dari kamu,
seperti pagi ini aku terbangun dengan dengan dada sakit, seperti ditohok
dalam-dalam, pikiran dan hati sudah sangat sulit untuk bisa aku kendalikan
dikala malam dan dini hari seperti ini, pikiran dan hatiku selalu menuju
padamu, bahkan saat aku membuka mata langsung teringat padamu. Aku tidak tahu
apa yang harus aku lakukan selain duduk terdiam disudut tempat tidur dan itu
berlangsung lama setiap malamnya, seringnya aku tak bisa tidur lagi hingga pagi
dan matahari benar-benar muncul.
KANGEN.. Selalu ini yang aku rasakan
setiap detik, bukan hanya pada malam-malam sepi, tapi setiap hari, setiap jam.
Aku sudah membuat kamu menjauh dariku, tadinya aku berharap dengan begitu akan
lebih mudah bagiku untuk melupakanmu, dengan membuat kamu membenciku dan
menciptakan pertengkaran diantara kita bisa membuat aku membencimu juga, dengan
begitu aku berharap semuanya bisa memudahkanku untuk melepasmu. Namun ternyata
yang terjadi malah sebaliknya, aku semakin merindukanmu, semakin memikirkanmu,
mengingatmu dengan sangat jelas. Harusnya ketika kamu mengatakan aku orang yang
“keji” untuk hal yang sebenarnya tidak pernah aku lakukan, bisa membuat kau
marah dan balik membencimu, namun justru ide yang memang terbersit begitu saja kala
itu, malah membuat keadaan hatiku semakin memburuk, aku linglung karena Rindu
yang semakin besar yang tak berkesudahan.
Aku begitu sangat, teramat
merindukanmu, aku begitu sangat mencintaimu, aku menginginkan kamu memelukku
dengan tulus. Aku merindukan hal-hal kecil diantara kita, bahkan aku sangat
merindukan kamu untuk sekedar memanggilku “sayang” Aku rindu kamu memeluk punggungku, aku rindu
kamu menjitak kepalaku, aku rindu kamu menuliskan kata cinta ditanganku dengan jarimu, aku rindu kamu mengucap puncak
kepalaku, aku rindu kamu mengecup bibirku saat aku membuka mata dipagi yang dingin.
Aku rindu kamu membuatkan aku kopi yang airnya terlalu banyak, aku rindu
pertengkaran kita karena hal-hal sepele, aku rindu suaramu yang manja, aku
rindu suaramu yang mengantuk dan tetap kutemani sampai kamu benar-benar tertidur.
Aku rindu memelukmu saat kamu terlelap, membisikan kata-kata cinta saat kamu
sedang tertidur pulas. Memadang wajahmu semalaman sampai aku tertidur dengan
sendirinya. Aku rindu kamu saat bermain
suit denganku dan kamu selalu curang, aku rindu kamu saat bermain kartu
denganku, aku rindu kamu ketika kita bermain ABC lima kata dasar. Aku benar-benar
merindukan semuanya dan ingin mengulanginya lagi, andai waktu bisa diputar
kembali.
Mungkin kamu memang telah menyakitiku
secara bertubi-tubi, sejak awal kita mulai saling jatuh cinta, hingga akhirnya
kita harus benar-benar berpisah. Aku berharap bisa sangat membencimu, namun
pada akhirnya aku tidak pernah bisa melakukannya, akuu tidak bisa membencimu. Rasa
cintaku yang teramat besar padamu, menutup semua jalan kebencian. Kalau sudah begini adanya aku harus
bagaimana? Aku menjalani semua ini setiap hari, tiap detik dan rasa rindu ini
tidak pudar sedikitpun. Aku yang begini , tidak bisa lagi memperbaiki keadaan
hatiku, pikiran dan otakku seperti berhenti berfungsi untuk hal lainnya selain
kamu. Akupun tidak mengerti dengan jalan pikiranku sendiri, kalau memang benar
adanya aku teramat bodoh dan telah kehilangan akal sehatku.
Aku bisa bertahan hidup karena kamu
masih bernafas, dan kemarin-kemarin aku masih bisa mendengar suaramu dan
berkomunikasi denganmu. Tapi sekarang semuanya telah benar-benar terlepas
dariku, kamu memutuskan untuk benar-benar pergi, seperti yang aku rencanakan,
namun hal ini melukaiku sekali lagi, meremuk redamkan perasaanku, meleburkannya
hingga tak berbentuk. Dahagaku untuk bisa melihatmu lagi belum tuntas, dan kini
harus ditambah dengan hal yang lebih besar, kehilangan kamu selamanya. Aku tidak
tahu apa yang mungkin terjadi besok atau lusa, apakah aku masih bisa menjalani
semua ini dengan baik-baik saja, apakah aku bisa melanjutkan hidupku dengan
baik-baik saja, aku tidak tahu. Yang aku tahu saat ini adalah aku masih sangat
mencintaimu, dengan rasa rindu yang terus menerus mengantamku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar