Rabu, 23 Oktober 2013

Rindu




Entah apa yang sedang terjadi pada diriku, dipagi yang sebuta ini aku terbangun dan mendapati diriku dalam keadaan yang menyakitkan. Aspirin yang aku telan semalam mungkin sudah tidak meninggalkan efek berarti lagi ditubuhku, hingga aku terbangun sepagi ini. Efek aspirin terbukti bisa membuatku tertidur, setelah beberapa malam aku kesulitan memejamkan mata, akibatnya emosiku jadi tak terkendali, meledak-ledak seperti orang gila. Namun efek buruk lainnya dari aspirin juga membuatku makin tersiksa, aku terbangun dalam keadaan kepala sangat pening, ditambah dengan dada yang sesak. Entah cara apa lagi yang harus kulakukan untuk sekedar agar bisa tertidur.

Pagi-siang-sore-malam, pikiranku tak pernah bisa aku kendalikan pikiran-pikiran itu tak pernah luput dari kamu, seperti pagi ini aku terbangun dengan dengan dada sakit, seperti ditohok dalam-dalam, pikiran dan hati sudah sangat sulit untuk bisa aku kendalikan dikala malam dan dini hari seperti ini, pikiran dan hatiku selalu menuju padamu, bahkan saat aku membuka mata langsung teringat padamu. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan selain duduk terdiam disudut tempat tidur dan itu berlangsung lama setiap malamnya, seringnya aku tak bisa tidur lagi hingga pagi dan matahari benar-benar muncul. 

KANGEN.. Selalu ini yang aku rasakan setiap detik, bukan hanya pada malam-malam sepi, tapi setiap hari, setiap jam. Aku sudah membuat kamu menjauh dariku, tadinya aku berharap dengan begitu akan lebih mudah bagiku untuk melupakanmu, dengan membuat kamu membenciku dan menciptakan pertengkaran diantara kita bisa membuat aku membencimu juga, dengan begitu aku berharap semuanya bisa memudahkanku untuk melepasmu. Namun ternyata yang terjadi malah sebaliknya, aku semakin merindukanmu, semakin memikirkanmu, mengingatmu dengan sangat jelas. Harusnya ketika kamu mengatakan aku orang yang “keji” untuk hal yang sebenarnya tidak pernah aku lakukan, bisa membuat kau marah dan balik membencimu, namun justru  ide yang memang terbersit begitu saja kala itu, malah membuat keadaan hatiku semakin memburuk, aku linglung karena Rindu yang semakin besar yang tak berkesudahan.

Aku begitu sangat, teramat merindukanmu, aku begitu sangat mencintaimu, aku menginginkan kamu memelukku dengan tulus. Aku merindukan hal-hal kecil diantara kita, bahkan aku sangat merindukan kamu untuk sekedar memanggilku “sayang”  Aku rindu kamu memeluk punggungku, aku rindu kamu menjitak kepalaku, aku rindu kamu menuliskan kata cinta ditanganku  dengan jarimu, aku rindu kamu mengucap puncak kepalaku, aku rindu kamu mengecup bibirku saat aku membuka mata dipagi yang dingin. Aku rindu kamu membuatkan aku kopi yang airnya terlalu banyak, aku rindu pertengkaran kita karena hal-hal sepele, aku rindu suaramu yang manja, aku rindu suaramu yang mengantuk dan tetap kutemani sampai kamu benar-benar tertidur. Aku rindu memelukmu saat kamu terlelap, membisikan kata-kata cinta saat kamu sedang tertidur pulas. Memadang wajahmu semalaman sampai aku tertidur dengan sendirinya.  Aku rindu kamu saat bermain suit denganku dan kamu selalu curang, aku rindu kamu saat bermain kartu denganku, aku rindu kamu ketika kita bermain ABC lima kata dasar. Aku benar-benar merindukan semuanya dan ingin mengulanginya lagi, andai waktu bisa diputar kembali. 

Mungkin kamu memang telah menyakitiku secara bertubi-tubi, sejak awal kita mulai saling jatuh cinta, hingga akhirnya kita harus benar-benar berpisah. Aku berharap bisa sangat membencimu, namun pada akhirnya aku tidak pernah bisa melakukannya, akuu tidak bisa membencimu. Rasa cintaku yang teramat besar padamu, menutup semua jalan  kebencian. Kalau sudah begini adanya aku harus bagaimana? Aku menjalani semua ini setiap hari, tiap detik dan rasa rindu ini tidak pudar sedikitpun. Aku yang begini , tidak bisa lagi memperbaiki keadaan hatiku, pikiran dan otakku seperti berhenti berfungsi untuk hal lainnya selain kamu. Akupun tidak mengerti dengan jalan pikiranku sendiri, kalau memang benar adanya aku teramat bodoh dan telah kehilangan akal sehatku.   

Aku bisa bertahan hidup karena kamu masih bernafas, dan kemarin-kemarin aku masih bisa mendengar suaramu dan berkomunikasi denganmu. Tapi sekarang semuanya telah benar-benar terlepas dariku, kamu memutuskan untuk benar-benar pergi, seperti yang aku rencanakan, namun hal ini melukaiku sekali lagi, meremuk redamkan perasaanku, meleburkannya hingga tak berbentuk. Dahagaku untuk bisa melihatmu lagi belum tuntas, dan kini harus ditambah dengan hal yang lebih besar, kehilangan kamu selamanya. Aku tidak tahu apa yang mungkin terjadi besok atau lusa, apakah aku masih bisa menjalani semua ini dengan baik-baik saja, apakah aku bisa melanjutkan hidupku dengan baik-baik saja, aku tidak tahu. Yang aku tahu saat ini adalah aku masih sangat mencintaimu, dengan rasa rindu yang terus menerus mengantamku.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar