Senin, 23 Desember 2013

Aku, Kamu, Dia, Kita.

Hey.. Apa kabar?

Hhhhmmm...
Belakangan ini aku selalu bingung untuk menulis, aku tidak tahu apa yang harus aku tulis. Lagi pula aku juga sudah kelihangan pembaca setiaku, Kamu dan -- Dia. Aku benar-benar bingung dan kehabisan inspirasi untuk menulis kata-kata bagus, tapi bagusnya adalah aku sudah tidak mahir lagi membuat kata-kata galau, sedih dan mendayu-dayu.. :) 

Satu kemajuan berarti dalam hidupku, entahlah, aku sebut ini kemajuan atau kemunduran, saat aku merasa hatimu benar-benar membatu, mati rasa. Belakagan ini banyak sekali aku bertemu orang-orang, mereka memberikan aku pengalaman-pengalaman baru yang menarik. Mereka cantik, dan hatiku tidak merasakan apapun!? Hey hatiku ini sudah benar-benar membatu kah? Aku bertanya sekali lagi, tapi memang belakangn ini aku tidak bisa merasakan apapun. Aku membenci harapan dan mimpi, karena kedua hal tersebut terasa tidak realistis belakangan ini. 

Mungkin aku mati rasa, karena saat melihat photomu, aku tidak menagis seperti sebulan yang lalu. Mungkin aku mati rasa karena aku tak mengingikan kamu lagi seperti sebulan yang lalu yang begitu sesak. Sesak itu kini menghilang berganti kehampaan yang aneh. Tidak, tidak sakit ataupun sesak, tapi gamang, kosong. Aku tidak merasakan menginginkan kamu, dia, mereka atau siapapun juga, ada yang merayuku dengan berbagai macam cara dan aku tetap merasa tidak tertarik. Entahlah, aku tidak tertarik pada semua hal tentang perasaan. Satu-satunya perasaan yang kadang melintas dibenakku adalah perasaan mual aneh, yang membuat kepalaku sakit luar biasa bila tak sengaja teringat padamu atau melihat photomu. 

Aku tidak tahu apakah ini disebut move on, lupa, atau mati rasa. Tapi rasa ingin dan butuh, yang seperti dulu menghilang begitu saja. Hanya terkadang sedikit sesak aneh yang tertinggal untuk sebab yang tidak aku mengerti. Entahlah.. Aku tak mengerti dengan semua yang aku rasakan, namun sekarang ini perasaan cinta dan kasih tidak berarti banyak bagiku. Aku terlalu mencintai diriku untuk dikorbankan pada satu hal yang menimbulkan rasa nyeri yang mereka sebut Cinta Kasih dan sayang. 

Aku ingin sedikit menceritakan padamu, Kamu dapat salam dari Almarhumah Tante.. :') beberapa hari setelah pembicaraan terakhir kita di telepon. Aku bertemu dengannya, aku tercengang dengan wajah cantik itu. Entah mengapa wajah itu besinar putih cemerlang, dan aku merindukan dia saat itu, benar-benar rindu, entah mengapa bisa begitu, padahal saat itu dia ada didekatku. Kami banyak bicara, mengobrol panjang tentang banyak hal termasuk kamu. Dia minta aku untuk bahagia, apapun yang terjadi, dia memohon, bahkan setengah memaksa, untuk berjanji padanya, berjanji untuk melupakan kamu dan untuk benar-benar bahagia. Dia bilang "Kamu harus bahagia sayang, Apapun yang terjadi, Janji yah" Aku hanya mengangguk kaku, bingung dengan sikapnya yang aneh. Dia memelukku begitu erat, mengecup puncak kepalaku, dan mengelus pipiku dengan tatapan aneh, aku merasakan getaran kasih yang begitu besar kala itu darinya, Dia orang yang sangat berbeda, tidak seperti orang yang kekanak-kanakan seperti yang selama ini aku kenal. 

Saat dia bertanya bagaimana kabarmu, aku bilang, "Dia baik-baik saja, akan selalu baik-baik saja." "kamu baik-baik saja ?" "aku tidak apa-apa nda" jawabku dengan lantang. "relakan dia, sayang, bunda bakal merasa tenang kalau kamu bisa lepas darinya" Aku hanya mengangguk sambil mempererat genggaman tanganku. Aku memandangi perutnya yang menggembung, besar dan tubunya pun membesar dengan kecantikan yang lebih memancar. Entah mengapa. 

Aku bilang padanya, bulan Desember kamu berulang tahun, aku ingin memberikan sesuatu padamu, dia tesenyum, dia bilang kado terbaik untukmu adalah, "Melupakanmu" dan melepasmu dari hatiku. Dia bilang kalau suatu saat aku sudah melupakanmu dan bila takdir mempertemukan aku dengan kamu suatu saat nanti, dia ingin aku, menyampaikan Rasa Terimakasihnya padamu, karena telah mendewasakan aku.

Aku mengantarnya pulang dengan kebingungan yang aneh, aku menatapnya sampai dia masuk kedalam rumahnya, terpaku didepan pintu gerbang besar itu, hari itu hari terberat dalam hidupku seperti melepaskan sesuatu yang sangat berharga dari dalam hidupku. beberapa hari setelah aku bertemu dengannya, aku dikabari kalau telah dia melahirkan banyinya, namun Dia tidak selamat. Dia Meninggalkan kami semua. Meninggalkan aku yang menangis sejadi-jadinya dipusaranya, sendirian saat proses pemakaman berakhir dan semua orang telah pulang. sampai senja tiba aku baru sanggup melangkah pulang. 

Yang aku ingat betul dari kata-kta terkhirnya tentangmu "kalau kamu punya kesempatan, bilang sama dia, Makasih udah bikin sayangnya aku jadi orang yang lebih baik, jadi orang yang lebih cair gak kaku kayak es batu, dan jadi orang yang lebih peduli, sama orang yang disayang" dia juga menitipkan, ucapan Happy B'day padamu, jika aku memiliki kesempatan untuk mengucapkannya suatu saat nanti. Aku hanya bisa tersenyum padanya.


by; kiki diandra... 
*Maaf Bunda, aku hanya bisa menyampaikan
pesanmu disini... karena Mungkin tidak akan 
pernah ada lagi "suatu saat nanti"* 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar