Rabu, 04 Desember 2013

Tanggal 4 dibulan ke 4








Tanggal  4 dibulan ke  4


Aku masih tetap menyimpan rasa yang sama, dengan asa yang telah tiada. Semua harapan dan impian telah musnah, dihapus waktu dari hatimu, aku masih tersenyum dengan secuil kenangan yang tersimpan dipikiranku, aku masih merindu dalam mimpi tentangmu yang terselip disela-sela tidurku. Kini aku rindu pada suaramu yang sumbang dan manja, waktu mengaburkan segalanya tapi tidak kamu, kamu masih tetap hidup didalam ingatan, membekas dan berkubang tak kering ditelan terik penuaan.


Aku masih tetap rindu wajahmu kala tertidur, aku masih tetap rindu matamu yang bening, aku masih tetap rindu senyummu yang tertahan dan perlahan, kini aku bukan kamu, kamu bukan aku, kita bukanlah kita, kita telah tiada. Aku tak lagi berharap tentang kamu, tentang aku, tentang  kita yang telah sirna, dari dunia mimpi kita. Jarak, waktu, dan kesempatan, hanyalah sebuah delusi dalam ruang imaji perih tak terperi.


Aku tetap berada dalam kosong, sendiri menujuk bintang  yang aku sukai, melihat senja yang sekejap datang lalu hilang, aku masih tetap mencintai senja, aku masih tetap mencintai kamu. Rinduku padamu adalah peluk dari jarak dan ruang yang berbeda, jauh tak dirasa hanya ada dalam doa. Rinduku padamu adalah rindu yang tak satu orangpun mengerti, tidak juga kamu. Sedu-sedan suara tangismu yang bercampur bising suara kaki kereta, masih jelas ditelingaku, seperti baru kemarin berlalu. Akankah rindu ini tersampaikan padamu yang tak lagi peduli akan bagaimana aku nanti? Adakah hati ini bisa lagi merasakan getar jantungmu yang berdetak tepat disebelah jantungku? Adakah satu pelukan lagi dan kecupan hangat saat kita tertidur mesra? Adakah satu kesempatan lagi, untuk kita bermain permainan kanak-kanak dan kita menjadi kekanak-kanakan dalam kebodohan yang manis? Adakah kesempatan satu kali lagi kamu menjitak kepalaku dengan dengan tanganmu yang halus dan penuh kasih? 


Dengan lantang kata “TIDAK” berteriak dengan sangat keras tepat dikedua telingaku, dengan lantang dan keras kenyataan menaparku, melemparku kedalam dunia nyata, menyuruhku yang masih mabuk, untuk segera sadar dari dunia mimpiku yang indah. Kamu. 


Sampai detik ini aku masih merasakan perasaan yang sama padamu, padahal sudah jutaan kali aku mencoba menghilangkannya, mencoba melupakanmu, mencoba menghilangkan kamu dari hatiku, namun kamu tak mampu sirna, meski aku telah mati-matian mencobanya. Aku telah berlari begitu jauh, aku telah mencoba mengasingkan diri dan mencoba menata kembali hatiku yang telah tak berbentuk, hanya kepingan yang tersisa. Aku tak mampu melupakan kamu apalagi membencinmu, aku tak mampu menghapusmu. Dalam hujan aku berdiri, berlalri-lari kecil merasakan tiap tetesnya, dalam butiran air yang tertangkap jemariku terlukis wajahmu bening sejernih butiran hujan. Dalam sujudku pada Tuhan, terbayang  senyummu yang menawan, meski aku tak pernah berusaha untuk mengingatmu, dalam dada masih tersisa sebak, sesak, dalam sengal nafas yang  kuhela masih bertasbihkan namamu. Dizikir kusebut nama Tuhan, bayangmu bekelebatan dalam ingatan, tertidur aku perlahan dalam sajadah merah basah penuh rembesan  air mata.



 Tanggal 4 di bulan ke 4
 
Masih tetap rasa yang sama, rindu yang semakin tampak nyata, mimpi dan ilusi yang semakin sulit untuk dibedakan dengan kenyataan.  Sayang dan cinta yang masih begitu besar dan jarak yang semakin melebar, waktu yang terus menerus berputar dan aku yang selalu tetap tegar bersabar, mencoba menerima satu keadaan yang belum mampu aku relakan bernama Kenyataan. 



By: Diandra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar